Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.... apa kabar kawan ?? bagaimana dengan ramadhan kalian ?? sy berdoa semoga sampai hari ini kalian semua masih tetap menjalankan ibadah ramadhan yang kali ini tinggal sisa sisa dan ujung ramadhan tapi justru di akhir inilah sebaiknya kita tetap berbuat kebaikan... saya ingin berbagi cerita yang saya kutip dari status teman saya di FB namun tidak tau sumber asalnya dari mana... dan mudah-mudahan ini pengalaman pribadinya...
berikut ceritanya.....
Disuatu
sore hari pada saat aku pulang kerja, aku disuguhkan suatu drama kecil
yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh
tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan
disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .Dengan membawa
bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda,
sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang,
dari Tukang koran , Penyapu jalan, Tuna wisma sampai Pak
polisi.Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang
membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan
bungkusannya, apakah dia berjualan ? “kalau dia berjualan apa mungkin
seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??, untuk membunuh
rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai
disebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk
aku ajak berbincang-bincang. De, “boleh kakak bertanya” ? silahkan kak,
kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu,
peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?, oh… itu bungkusan nasi dan
sedikit lauk kak, memang kenapa kak!, dengan sedikit heran , sambil ia
balik bertanya. Oh.. tidak! , kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan
bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan
mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka? Lalu ,Adik kecil ini
mulai bercerita, “Dulu ! aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang
tuna wisma ”,setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak
orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai
kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam
hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering
kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih ,
namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai
membaik.Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak
orang yang susah seperti kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi
rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.Yang
ibu ku selalu katakan “ hidup harus berarti buat banyak orang “, karena
pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa,
hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan
Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang
baik buat banyak orang , kenapa kita harus tunda.Karena menurut ibuku
umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun
satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang
kita bawa”?. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu
juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa
tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan
adik kecil ini.Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan
pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa
lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Yah.. Tuhan,
Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku
kepada Mu.Hanya Kasih yang sempurna serta Iman dan Pengharapan kepada Mu
lah yang dapat mengiringiku masuk keSurga. Terima kasih adik kecil,
kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak
ku.(Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu,
percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung
segala sesuatu. (anonim)
ayo kawan mumpung masih ada kesempatan mari kita berbagi dan mari kita merasakan apa yang sering saya dengar lewat tausiah Ust. Yusuf Mansur "The power of Giving".... semoga bermanfaat....
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
BalasHapusnikmatilah hidupmu agar kamu tidak merasa bosan dalam setiap keadaan.,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.