selamat membaca dan menikmati gaya tulisan ini, bukan menggurui hanya mencoba menggali jati diri

Rabu, 28 September 2011

Anggap Saja Saya Sudah Makan


Sedang asyik surfing dan tertegun membaca kisah seorang dhuafa yang mampu membangun sebuah masjid.. hanya untuk berbagi silahkan dibaca, dinikmati dan diresapi...

Ceritanya begini, di sebuah kawasan Al-Fateh, di pinggiran kota Istanbul ada seorang yang wara’ dan sangat sederhana, namanya Khairuddin Afandi. Setiap kali ke pasar ia tidak membeli apa-apa. Saat merasa lapar dan ingin makan atau membeli sesuatu, seperti buah, daging atau manisan, ia berkata pada dirinya: Anggap saja sudah makan yang dalam bahasa Turkinya “ Shanke Yadem” .

Nah, apa yang dia lakukan setelah itu? Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli keperluan makanannya itu dimasukkan ke dalan kotak (tromol)… Begitulah yang dia lakukan setiap bulan dan sepanjang tahun. Ia mampu menahan dirinya untuk tidak makan dan belanja kecuali sebatas menjaga kelangsungan hidupnya saja.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Khairuddin Afandi konsisten dengan amal dan niatnya yang kuat untuk mewujudkan impiannya membangun sebuah masjid. Tanpa terasa, akhirnya Khairuddin Afandi mampu mengumpulkan dana untuk membangun sebuah masjid kecil di daerah tempat tinggalnya. Bentuknyapun sangat sederhana, sebuah pagar persegi empat, ditandai dengan dua menara di sebelah kiri dan kanannya, sedangkan di sebelah arah kiblat ditengahnya dibuat seperti mihrab.

Akhirnya, Khairuddin berhasil mewujudkan cita-citanya yang amat mulia itu dan masyarakat di sekitarnyapun keheranan, kok Khairuddin yang miskin itu di dalam dirinya tertanam sebuah cita-cita mulia, yakni membangun sebuah masjid dan berhasil dia wujudkan. Tidak bayak orang yang menyangka bahwa Khairud ternyata orang yang sangat luar biasa dan banyak orang yang kaya yang tidak bisa berbuat kebaikan seperti Khairuddin Afandi.

Setelah masjid tersebut berdiri, masyarakat penasaran apa gerangan yang terjadi pada AKhiruddin Afandi. Mereka bertanya bagaimana ceritana soerang yang miskin bisa membangun masjid. Setelah mereka mendengar cerita yang sangat menakjubkan itu, merekapun sepakat memberi namanya dengan: “Shanke yadem” (Angap Saja Saya Sudah Makan).

ane takjub membaca kisah ini.. demi satu keinginan mulia rela mengorbankan nafsu dan rasa laparnya...

Selasa, 27 September 2011

if you think you can do it..


baru saja sy berpikir lagi, kenapa ya keinginanku yang kuat akan sesuatu yang sangat kuinginkan tidak bisa kudapatkan segera??..
padahal hidup ini sudah sangat-sangat adil tapi selalu saja timbul pikiran pikiran kecil yang bisa di bilang "protes" dan juga sempat berpikir untuk coba mendapatkannya dan akhirnya juga tetap sama "NIHIL"...
bagaimana dengan kesabaran yang sudah sebulan ditempa saat ramadhan, kemana perginya?? sepertinya memang kita harus sering kesandung atau kata lainnya menurut kamus besar Bahasa Kaili "Tagate" yah tagate sama yang namanya "nafsu" jadi ingat dengan cuplikan kata-kata "Gak semua apa yang lo mau bisa lo dapatkan" kembali ke laptop eh kembali ke judul "If you think you can do it" "try to do it" cuma satu saranku buat yang tetap nekat mendapatkan keinginannya "kalau suatu saat kau terjatuh jangan pernah kau mengeluh akan sakit yang kau rasa!!"... saat ini mungkin kau tidak mendapatkannya tapi bisa saja "Tuhan punya rencana lain yang lebih indah untukmu"..
Hidup ini indah kok kalau kita selalu melihat dari sisi indahnya saja tidak akan pernah ada yang namanya kesulitan menghampiri kita....
hmmmm sepertinya saya terlalu banyak berceloteh kali ini tapi lewat celotehan ini saya juga bisa belajar mengendalikan nafsu...
mungkin di thread yang lain saya akan berceloteh tentang "Mimpi".....

Selasa, 13 September 2011

AKULAH SANG JUARA


Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa empat orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri dan memang itulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama umar. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam empat anak yang masuk final. Dibanding anak-anak yang lainnya mobil umarlah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kemampuan mobil itu untuk bisa mengalahkan mobil lainnya.
Yah, memang mobil itu tak menarik... hanya terbuat dari kayu sederhana dan sedikit lampu kerlip diatasnya yang tentunya tak sebanding dengan mobil mewah milik anak yang lain. Namun Umar merasa bangga dengan mobil itu sebab mobil itu adalah buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobuil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya. Dimasing-masing lintasan telah siap masing-masing anak dengan mobilnya masing-masing. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan empat lintasan terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian Umar meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan telapak tangan menghadap ke atas. Lalu semenit kemudian ia berkata, "Yak aku siap !!".
Dorrr. Tanda telah dimulai. Dengan satu hantakan kuat mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itupun meluncur dengan kencang. Setiap orang bersorak sorai bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing " ayooo.. ayooo... cepaattt cepattt..." begitu teriak mereka. dan sayangnya pemenang harus ditentukan. Tali finish pun telah terlambai dan Umar adalah pemenangnya. Ya, semuanya senang begitu juga dengan Umar sambila berkomat kamit " Alhamdulillah"...
Saat pembagian piala tiba, Umar maju ke depan dengan bangga. Sebelum panitia menyerahkan piala, ia bertanya " hai jagoan kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan ?".... Umar terdiam. " Bukan pak bukan itu yang aku ucapkan kata Umar. " Sepertinya tak adil meminta Tuhan untuk menolongmu mengalahkan yang lain. Aku hanya memohon kepada Tuhan supaya aku tak menangis jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat terdengar gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
RENUNGAN :

Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Umar, tidaklah memohon kepada Tuhan untuk dapat menang dalam setiap ujian. Umar, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu tak meminta Tuhan untuk mengabulkan semua permohonannya. Ia tak berdoa untuk menang dan menyakiti yang lainnya. Namun Umar berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa kepada Tuhan agar mengabulkan semua permohonan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan mata. Padahal bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya dan panduan-Nya..?? Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita KUAT. Kita sering lupa, dan kita sering merasa CENGENG dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui?? Saya yakin Tuhan memberikan kita cobaan yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang SHALEH.